Foto : Kartu KIS yang diduga sengaja dibuang ke tong sampah. (sumber/Siberone.com)
NARASIRIAU.COM, INHIL- Dugaan pembuangan ke tong sampah terhadap ratusan keping Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik Program Pemerintah Pusat sempat menuai kehebohan hebat bagi kalangan masyarakat Inhil pada bulan Februari yang lalu. Pasalnya, hingga bulan Agustus, kasus tersebut masih menjadi misteri yang belum terungkap siapa pelaku pembuangaan dan oknum dibelakangnya.
Seperti yang diketahui, Ratusan kartu tersebut adalah sebagian besar milik warga Kecamatan Gaung, Kabupaten Inhil, Riau. Namun, pelaku yang diduga dengan sengaja membuang atau menghilangkan dokumen negara atau data ke tong sampah masih belum terungkap.
Ratusan kartu tersebut aktif sejak tahun 2016, berjalannya waktu hingga tahun 2019 ternyata masih belum didistribusikan kepada pemiliknya. Pada Februari 2020 Ratusan kartu tersebut ditemukan warga Sungai Beringin di dalam tong sampah dengan kondisi kartu juga masih aktif. ini mengarah pada indikasi kerugian negara APBN.
Menanggapi hal itu, Kordinator Lapangan (Korlap) Aliansi Mahasiswa Inhil (AMI), Satria atau Bung Jepe menegaskan bahwa penegak hukum harus segera bertindak.
"Mungkin menyalahi yaa, dan tentunya pihak-pihak berwenang harus turun tangan," ucap Korlap AMI.
Ketika ditanya oleh salah satu wartawan mengenai dugaan adanya keterkaitan oknum dewan atas penahanan kartu selama bertahun-tahun, Korlap AMI mengatakan organ terkait tersebut harusnya jangan mempersulit masyarakat.
"Seharusnya pihak-pihak terkait yang berkaitan dengan program-program pro kemasyarakatan, organ terkait ini harus lebih memperhatikan masyarakat dan jangan mempersulit. Jadi bekerjalah dengan bersih dan sesuai dengan tupoksi, serta jangan memberatkan masyarakat," tegas Korlap AMI.
Terakhir, Satria selaku Korlap AMI menyampaikan adanya kasus dugaan pembuangan ratusan KIS ke tong sampah, organ-organ lain mungkin bisa menggerakkan masyarakat untuk hal itu, sedangkan dari AMI sendiri akan fokus pada hal lain dengan mencari isu-isu lain nantinya.
Editor : Redaksi