Narasiriau.com, Tembilahan – Sekitar 16.000 rekening nasabah Bank Riau Kepri (BRK) Syariah Cabang Tembilahan terblokir. Polemik ini masih terus berlanjut hingga menjadi kegelisahan bagi para nasabah yang terdampak.
Kasus ini sebenarnya sudah hampir menemukan titik terang setelah beberapa nasabah melakukan protes terhadap pihak yang berkompeten di internal Bank Riau Kepri dan mereka melakukan pertemuan.
Dalam pertemuan tersebut, para nasabah menuntut kepastian kapan pemblokiran rekening mereka akan dibuka, sebab kondisi ini dinilai sangat merugikan.
Sementara, pihak bank menyampaikan apabila pemblokiran tersebut tidak diperpanjang, maka secara otomatis akan dibuka kembali pada Kamis, 17 Juli 2025. Namun, hal ini juga bergantung pada keputusan dari pusat. Jika pusat tidak mengeluarkan pengumuman perpanjangan, maka pemblokiran akan berakhir dengan sendirinya.
“Kalau tidak diperpanjang, otomatis terbuka sendiri. Tapi kalau nasabah mau cepat, bisa ajukan surat keberatan ke bank,” ujar Khoirudin, Kepala Cabang BRK Syariah Tembilahan belum lama ini.
Informasi ini tentu menjadi angin segar buat para penuntut karena mereka sudah ingin menggunakan dana pribadi mereka, namun apa yang diharapkan sangat berbeda, pernyataan Khoirudin tersebut justru bertolak belakang dengan keterangan Ahmad Fauzan, Pimpinan Operasional BRK Syariah Tembilahan.
Saat dikonfirmasi media pada Jumat (18/7/2025) sore, Fauzan menegaskan bahwa meski masa pemblokiran telah berakhir, nasabah tetap harus melakukan aktivasi ulang.
“Suatu catatan, Pak, rekening yang diblokir itu rekening dormant. Nah, ketika misalnya nanti pemblokirannya habis, tetap nasabah harus datang juga. Karena rekening dormant itu harus aktivasi lagi, tidak serta-merta langsung aktif,” jelas Fauzan.
Keputusan ini tentunya menjadi tanda tanya bagi publik, kenapa bisa terjadi dan apa yang melatarbelakangi. Kendati demikian seyogyanya setiap keputusan yang akan diambil selalu ada tahap sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Bank, namun pada kasus ini, Fauzan memberikan keterangan bahwa pihaknya belum ada melakukan sosialisasi sama sekali.
“Tidak ada, belum ada. Memang belum ada sosialisasi. Jadi itulah pengalaman bagi kita. Mungkin nanti kalau ada kejadian yang bisa membuat heboh, kami akan hubungi wartawan dulu sebenarnya,” ungkapnya.
Tidak cukup sampai di situ saja, ternyata kasus pemblokiran tersebut sudah cukup lama. Pemblokiran ini ternyata sudah diperpanjang lima kali sejak Mei 2025, dan terakhir diperpanjang lagi dari tanggal 17 Juli hingga 22 Juli 2025.
Sementara itu, dikutip dari BERITAINHIL.com, T.M. Fadhly Kholis, Pemimpin Divisi Sekretariat Perusahaan BRK Syariah, menjelaskan bahwa kebijakan ini diambil demi alasan keamanan keuangan nasional dan pencegahan tindak pidana keuangan.
“Ini bagian dari pengamanan rekening dormant agar tidak disalahgunakan. Kami beri kesempatan lebih luas bagi nasabah untuk reaktivasi. Ini bukan pemblokiran permanen,” terang Fadhly.
Ia menegaskan, rekening dormant adalah rekening yang tidak memiliki aktivitas transaksi selama 6-12 bulan. Prosedur pemblokiran ini, menurutnya, sudah sesuai dengan aturan yang disepakati saat nasabah pertama kali membuka rekening.
Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Banyak nasabah mengaku tidak pernah mendapat pemberitahuan resmi sebelumnya. Salah seorang nasabah berinisial ES menyatakan kekecewaannya.
“Kami sebagai nasabah tentu sangat kecewa, informasi tidak jelas. BRK Tembilahan tidak mampu beri kepastian kapan blokir ini berakhir. Saat kami komplain, katanya ada 16.000 rekening yang diblokir. Ini bukan hal kecil!” tegasnya.
Pihak bank berdalih, langkah ini dilakukan untuk mendukung program digitalisasi layanan perbankan sekaligus mendata ulang nasabah. Namun, pernyataan yang saling bertolak belakang dari pejabat bank justru membuat situasi semakin membingungkan.
Di akhir, Khoirudin kembali menegaskan bahwa pemblokiran ini bukan permanen. Nasabah yang ingin segera mengaktifkan kembali rekeningnya dipersilakan datang langsung ke bank membawa KTP dan buku tabungan.
“Pemblokiran ini hanya sementara, sebagai bentuk pengamanan sementara,” tutupnya.