NARASIRIAU.COM - PEKANBARU, Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Riau, Ahmad Deni Jailani, menyampaikan apresiasi terhadap Gubernur Riau, H. Abdul Wahid, M.Si atas pernyataan kritisnya dalam memperingati Hari Mangrove Sedunia tahun 2025 di Desa Belaras Barat, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Seperti yang disampaikan Abdul Wahid dalam sambutannya, Gubernur Riau menegaskan bahwa kondisi iklim global sedang tidak baik-baik saja dan menekankan pentingnya pelestarian hutan mangrove sebagai bagian dari solusi jangka panjang.
“Pernyataan Gubernur sangat kami hargai. Ini merupakan bentuk kesadaran pemerintah terhadap krisis iklim. Namun demikian, kami mengingatkan bahwa tanggung jawab menjaga ekosistem tidak boleh berhenti ditingkat wacana,” ujar Ahmad Deni, Minggu (27/7/2025).
Menurutnya, ekosistem mangrove di Riau, terutama di kawasan pesisir, telah mengalami degradasi serius akibat alih fungsi lahan, aktivitas tambak ilegal, dan lemahnya pengawasan lingkungan.
Ia menilai bahwa restorasi mangrove bukan sekedar agenda seremoni tahunan, tetapi harus menjadi program berkelanjutan yang berbasis data dan partisipasi masyarakat lokal.
“Jika kita sepakat bahwa mangrove adalah benteng ekologis dan penyerap karbon dioksida, maka perlindungan dan pemulihannya harus menjadi prioritas kebijakan, bukan hanya bahan pidato seremonial,” lanjutnya.
Ahmad Deni juga menegaskan bahwa BEM Se-Riau siap menjadi mitra kritis dan konstruktif dalam mengawal kebijakan lingkungan di Riau.
Ia mendorong agar pemerintah daerah membuka data kerusakan mangrove secara transparan, menyusun peta jalan (roadmap) restorasi yang akuntabel, serta melibatkan pemuda dan komunitas Desa secara aktif.
“Mahasiswa tidak hanya akan terlibat dalam aksi penanaman, tetapi juga dalam pengawasan dan advokasi kebijakan. Dari desa kita bergerak, dan sampai ke pengambilan keputusan kita akan terus mengawal. Jika tidak ada komitmen nyata, kami tidak segan bersikap lebih tegas,” tutupnya.